Para peneliti AS telah menemukan antibodi untuk melawan virus Mers
Para peneliti AS telah mengidentifikasi antibodi manusia yang efektif untuk melawan sindrom pernapasan coronavirus di Timur Tengah (MERS / Middle East Respiratory Syndrome), membuka jalan yang potensial untuk pengobatan penyakit menular, yang seringkali berakibat fatal ini. Saat ini belum ada vaksin atau antivirus untuk mengobati MERS. Infeksi saluran pernafasan akut ini telah tercatat menimbulkan angka kematian melebihi 40%. Mers muncul pertama kali di Arab Saudi pada bulan September 2012, dan sejak itu telah menyebabkan kematian lebih dari 100 orang dengan percepatan yang serius dalam beberapa pekan terakhir, termasuk 39 kematian akhir pekan ini.
Antibodi yang saat ini masih diisolasi oleh para peneliti di Institut Kanker Dana-Farber di Boston
(Massachusetts, utara-timur), mampu menetralisir bagian penting dari virus yang berguna untuk menempelkan dirinya sendiri ke reseptor tubuh manusia, untuk menginfeksi sel, kata Dr Wayne
Marasco, salah seorang dari para peneliti. Penemuan mereka telah dipublikasikan Kamis dalam Proceeding of National Academy of Sciences (PNAS) pada tanggal 28 April-2 Mei. Virologists ini menemukan antibodi tersebut dalam "Bank" yang berisi 27 miliar antibodi manusia yang disimpan dalam freezer di Dana-Farber, salah satu "Bank antibodi" yang terbesar di dunia.
Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus dan bakteri yang asing bagi tubuh. Beberapa mampu menetralisir virus dan bakteri patogen tertentu dan mencegah mereka menginfeksi sel manusia.
Para peneliti ini menemukan tujuh antibodi yang mampu secara khusus menghambat perkembangan MERS. Ke tujuh antibodi tersebut dipilih untuk penelitian lebih lanjut dan diproduksi dalam jumlah yang cukup untuk diuji pada primata dan tikus. Antibodi ini adalah peluang untuk melindungi para pegawai rumah sakit dan petugas kesehatan. Dr Marasco mengatakan bahwa pengobatan ini akan diberikan melalui suntikan dan mampu memberikan perlindungan terhadap MERS selama sekitar tiga minggu. Namun, penelitian ini masih tertunda karena adanya kesulitan dalam menentukan model hewan yang tepat untuk percobaan, katanya.
Asal-usul MERS coronavirus hingga kini masih tetap misterius. Memang virus MERS ini ditemukan pada unta dan kelelawar, tapi para virologist belum tahu tentang bagaimana cara penularannya ke manusia. Virus ini mirip dengan sindrom gangguan pernapasan akut (SARS), yang mengakibatkan ratusan kematian di Cina pada tahun 2002 dan 2003. Penemuan antibodi ini didanai oleh "Defense Advanced Research Projects Agency" Pentagon dan US National Institutes of Health (NIH).
Apakah itu penyakit MERS atau Middle East Respiratory Syndrome
Artikel terkait Penyakit :
- Penyakit hati karena virus atau hepatitis virus
- Penyakit herpes zoster
- Penyakit herpes simpleks
- Tifus Abdominalis / Tipes
- Pengobatan dan perawatan diabetes mellitus
- Diabetes Type 2
- Diabetes Type 1
- Definisi diabetes
- Penyakit MERS atau Middle East Respiratory Syndrome
- Obat untuk MERS
- Herbal untuk tekanan darah tinggi / hipertensi
- Pengobatan asam urat
- Pencegahan penyakit jantung koroner
- Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
- Gejala-gejala penyakit jantung koroner
- Gejala-gejala utama dari penyakit jantung
- Penyakit jantung koroner
- Mengenal Tanda-tanda Awal Kanker Serviks
Tidak ada komentar :
Posting Komentar