Kamis, 08 Mei 2014

Obat untuk MERS

Para peneliti AS telah menemukan antibodi untuk melawan virus Mers



Sindrom pernapasan ini, ditemukan pada September 2012 di Arab Saudi. Virus ini telah menyebabkan lebih dari seratus orang telah meninggal, dan semakin meningkat akhir pekan ini.

Para peneliti AS telah mengidentifikasi antibodi manusia yang efektif untuk melawan sindrom pernapasan coronavirus di Timur Tengah (MERS / Middle East Respiratory Syndrome), membuka jalan yang potensial untuk pengobatan penyakit menular, yang seringkali berakibat fatal ini. Saat ini belum ada vaksin atau antivirus untuk mengobati MERS. Infeksi saluran pernafasan akut ini telah tercatat menimbulkan angka kematian melebihi 40%. Mers muncul pertama kali di Arab Saudi pada bulan September 2012, dan sejak itu telah menyebabkan kematian lebih dari 100 orang dengan percepatan yang serius dalam beberapa pekan terakhir, termasuk 39 kematian akhir pekan ini.

Antibodi yang saat ini masih diisolasi oleh para peneliti di Institut Kanker Dana-Farber di Boston
 (Massachusetts, utara-timur), mampu  menetralisir bagian penting dari virus yang berguna untuk menempelkan dirinya sendiri ke reseptor tubuh manusia, untuk menginfeksi sel, kata  Dr Wayne
virus-mers
Marasco, salah seorang dari para peneliti. Penemuan mereka telah dipublikasikan Kamis dalam Proceeding of National Academy of Sciences (PNAS) pada tanggal 28 April-2 Mei. Virologists ini menemukan antibodi tersebut dalam "Bank" yang berisi 27 miliar antibodi manusia yang disimpan dalam freezer di Dana-Farber, salah satu "Bank antibodi" yang terbesar di dunia.

Antibodi adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus dan bakteri yang asing bagi tubuh. Beberapa mampu menetralisir virus dan bakteri patogen tertentu dan mencegah mereka menginfeksi sel manusia.

pengobatan-mers
Para peneliti ini menemukan tujuh antibodi yang mampu secara khusus menghambat perkembangan MERS. Ke tujuh antibodi tersebut dipilih untuk penelitian lebih lanjut dan diproduksi dalam jumlah yang cukup untuk diuji pada primata dan tikus. Antibodi ini adalah peluang untuk melindungi para pegawai rumah sakit dan petugas kesehatan. Dr Marasco mengatakan bahwa pengobatan ini akan diberikan melalui suntikan dan mampu memberikan perlindungan terhadap MERS selama sekitar tiga minggu. Namun, penelitian ini masih tertunda karena adanya kesulitan dalam menentukan model hewan yang tepat untuk percobaan, katanya.

Asal-usul  MERS coronavirus hingga kini masih tetap misterius. Memang virus MERS ini ditemukan pada unta dan kelelawar, tapi para virologist belum tahu tentang bagaimana cara penularannya ke manusia. Virus ini mirip dengan sindrom gangguan pernapasan akut (SARS), yang mengakibatkan ratusan kematian di Cina pada tahun 2002 dan 2003. Penemuan antibodi ini didanai oleh "Defense Advanced Research Projects Agency"  Pentagon dan US National Institutes of Health (NIH).

Apakah itu penyakit MERS atau Middle East Respiratory Syndrome 


Artikel terkait Penyakit :



Tidak ada komentar :