Jumat, 29 Maret 2013

Bagaimana cara menangani alergi bag. 2

 Sambungan dari ..... Bagaimana cara menangani alergi

A. Pencegahan Primer


Pencegahan primer termasuk  pencegahan alergi pada individu non alergi (tidak mempunyai riwayat alergi). Terlepas dari kenyataan bahwa kecenderungan untuk alergi adalah diturunkan,  peran lingkungan juga sangat penting. Beberapa gen berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan fenotipe alergi

 
Menurut penelitian banyaknya  respon abnormal  dari sistem imun sistem termasuk alergi pada  manusia modern adalah karena  meningkatnya  zat kimia yang beredar, gizi buruk dan iritan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik  industri.  Ditambah lagi dengan penurunan kekebalan tubuh sejak lahir terhadap alergen alam dengan pembangunan lingkungan overprotective buatan yang  steril  dari mikroba dalam keluarga dan dalam lingkungan kecil  bayi. Menurut penelitian, pembentukan respon kekebalan tubuh yang sehat pada bayi yang sedang  berkembang adalah sangat penting.

Secara khusus, ibu yang merokok, menggunakan obat-obatan atau antibiotik selama kehamilan lebih mungkin untuk memiliki anak dengan alergi. Diet tinggi lemak, rendah buah-buahan, sayuran, antioksidan alami dan vitamin E selama kehamilan berkaitan erat dengan insiden alergi pada bayi dan anak-anak . Dan menyusui dapat memberi  efek perlindungan terhadap hal-hal diatas .
Sedikit paparan pada  virus dan bakteri, selama masa kecil pada saat sistem kekebalan tubuh sedang terbentuk, sangat penting untuk pembangunan  respon imun yang tepat yang akan menyertai manusia sepanjang hidupnya.

Infeksi bakteri mendorong produksi interleukin 12,  zat yang penting untuk pembangunan sistem kekebalan tubuh yang sehat

Pembangunan perumahan modern yang abnormal dapat meningkatkan konsentrasi alergen tertentu di dalam ruangan. Pembangunan rumah modern seperti ini dapat meningkatkan kasus-kasus  alergi karena  banyaknya  penggunaan bahan sintetis, dan meluasnya penggunaan karpet dan berbagai  perabot, yang dapat  memperbanyak jumlah alergen didalam rumah. Yang paling penting adalah (menurut sebuah penelitian), hal ini meningkatkan konsentrasi  alergen di dalam kamar tidur.

Kebiasaan keluarga di perkotaan yang sebagian besar masyarakatnya membawa  hewan peliharaan mereka ke  kamar tidur di malam hari, berkaitan erat dengan peningkatan kasus alergi. Rumah dengan kelembaban tinggi,  dapat meningkatkan kemungkinan asma. Sedangkan menghindari bahan sintetis,  karpet dan furnitur yang terlalu bervariasi terutama di kamar tidur, serta mengurangi kelembaban dai dalam ruangan dapat mengurangi kasus-kasus alergi. Demikian juga penggunaan pakaian dari bahan katun murni (kapas murni), akan mengurangi kemungkinan alergi kulit.
Obesitas atau kegemukan dan merokok juga dapat mmeningkatkan penyakit alergi. Menurunkan berat badan yang berlebih dapat memperbaiki keadaan penderita asma yang sudah memiliki alergi. Pola makan yang banyak mengandung  pengawet dan pewarna, daging yang kotor (banyak mengandung zat kimia, hormon sintetis dan pestisida), terlalu banyak  mengkonsumsi  lemak hewani, jarang mengkonsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan kemungkinan untuk terkena  penyakit alergi.

B. Pencegahan Sekunder


Pencegahan sekunder meliputi  pencegahan gejala alergi dengan mencari tahu alergen yang menyebabkan alergi. Dalam hal ini, adalah penting untuk melakukan studi medis yang tepat untuk mengidentifikasi jenis alergen, dan kemudian merencanakan intervensi individual dalam kehidupan sehari-hari, sehingga alergen tersebut dihindari sepenuhmya.


C. Pencegahan reaksi alergi yang berbahaya selama dalam perjalanan


Selama perjalanan, untuk orang-orang yang mengunjungi tempat-tempat yang tidak biasa, orang-orang yang sering hidup di pedesaan, yang mengadopsi kebiasaan baru, dengan  fasilitas medis yang seringkali  kurang, faktor-faktor ini meningkatkan kemungkinan reaksi anafilaksis yang serius, terutama pada orang yang sudah memiliki alergi.

Tindakan pencegahan alergi

  • Jangan berjalan tanpa alas kaki. 
  • Jangan menggunakan parfum, body lotion beraroma atau tabir surya dengan parfum. Yang memiliki bau kuat mungkin akan  menarik serangga tertentu.Aktifitas seperti pemangkasan pohon, memotong rumput, memakan buah yang jatuhsendiri atau pengumpulan sampah tidak boleh dilakukan oleh orang-orang dengan alergi. 
  • Individu yang sensitif harus selalu menyediakan obat-obatan darurat selama mereka  berwisata.



Rabu, 27 Maret 2013

Bagaimana cara menangani alergi

Dr Anastasia Moschovakis, MD seorang Praktisi khusus, pada kesempatan Hari Alergi Dunia (8 Juli) menjelaskan kepada Ygeiaonline.gr, tentang  bentuk utama dari alergi dan cara untuk mengatasinya.

Jumlah penderita  alergi  terus  meningkat  secara  signifikan pada  pertengahan abad kedua puluh dalam masyarakat. Contohnya  di Amerika Serikat, penderita  asma meningkat 75% pada tahun 1980-1994. Jumlah orang yang meninggal akibat reaksi alergi yang fatal juga meningkat setiap tahun. Hari alergi sedunia ini dimaksudkan untuk memperkenalkan langkah-langkah efektif  untuk mencegah terjadinya alergi

 
Pada  alergi patologis seperti asma, rhinitis, urtikaria, anafilaksis, alergi adalah perwujudan  dari hipersensitivitas tubuh terhadap  zat-zat tertentu yang ada di  lingkungan yang disebut alergen.
Alergi, menurut gejalanya , dibagi menjadi alergi kulit (termasuk urtikaria dan angioedema, eksim karena  alergi), asma, rinitis alergi, konjungtivitis, alergi gastrointestinal (saluran cerna) dan anafilaksis.

Urtikaria, angioedema dan dermatitis atopik: Urtikaria dan angioedema adalah alergi kulit yang dapat terjadi secara bersama-sama atau secara terpisah. Gejalanya adalah lesi kemerahan pada kulit.

Asma: asma karena alergi seringkali dikaitkan dengan riwayat pribadi atau keluarga dengan penyakit alergi (seperti  rhinitis, urtikaria, eksim),  dermatoantidraseis menjadi positif, peningkatan kadar imunoglobulin E, yang menyebabkan reaksi positif ketika antigen penyebab  terhirup . Gejala-gejalanya  meliputi  kesulitan bernapas dan bronkospasme. Sebagian besar alergen yang menyebabkan asma terdapat di  udara. Seringkali  zat-zat tersebut  adalah tungau debu yang terdapat  dalam debu rumah tangga, serbuk sari tanaman, bulu binatang, ketombedan benih jamur.

Rhinitis alergi: Rhinitis alergi ditandai dengan bersin, hidung tersumbat meler, mata gatal dan berair. Hal ini sering terjadi pada orang-orang dengan riwayat keluarga dengan alergi terkait.  Rhinitis alergi pada musim semi / musiman ( biasanya hanya terjadi di negara-negara dengan 4 musim, Eropa dan Amerika)adalah alergi yang bersifat musiman karena alergen hanya ada pada waktu tertentu seperti rhinitis alergi yang disebabkan oleh serbuk sari pada saat tanaman berbunga  pada musim semi.  Rhinitis alergi kronis dapat terjadi sepanjang tahun karena alergen yang mempengaruhinya tidak terikat oleh waktu, seperti tungau debu dan sel-sel epitel dari pengelupasan kulit binatang. Alergi makanan merupakan penyebab yang tidak biasa dari rhinitis alergi. Rhinitis alergi dapat menjadi lebih rumit karena dapat bercampur dengan  infeksi bakteri atau virus.

Konjungtivitis alergi: Bisa tampak  dalam bentuk pembengkakan, kemerahan, gatal di mata.

Gastrointestinal Alergi: Ini adalah reaksi  abnormal dari saluran pencernaan terhadap alergen masuk kedalam saluran pencernaan bersama  dengan makanan, yang mengakibatkan timbulnya gejala-gejala  seperti gatal-gatal didalam perut, sakit perut, diare dan kembung. Berbagai bahan pengawet kimia dan zat aditif dalam makanan dapat menyebabkan reaksi alergi yang signifikan pada saluran pencernaan. Di antara makanan alami yang paling umum, yang mengiritasi usus dan  menyebabkan reaksi alergi meliputi  susu, kacang-kacangan termasuk kacang tanah, gandum, kedelai, apel, daging babi, ikan, kerang, susu dan stroberi.

Anafilaksis: Reaksi anafilaksis adalah reaksi alergi yang berbahaya yang dapat terjadi secara langsung setelah pemberian alergen, biasanya melalui suntikan, dan jarang terjadi pada kasus  menelan obat dan dimanifestasikan dalam bentuk gangguan pernapasan, edema laring, bronkospasme, ruam seringkali diikuti oleh fenomena kolaps vaskuler dapat menyebabkan kematian dengan cepat dalam beberapa menit atau jam. Gejalanya meliputi  batuk, suara serak, dada sesak dan gangguan  gastrointestinal  seperti mual, muntah, diare dan sakit perut.

Studi tentang alergi yang dilakukan dengan tes khusus
Dalam banyak kasus sulit untuk  mengidentifikasi alergen yang menjadi penyebabnya. Terapi medis yang dapat dilakukan adalah pemberian kortikosteroid, antihistamin, obat adrenergik b, teofilin, antikolinergik, natrium cromolin, antagonis leukotriene, antibodi monoklonal anti E (omalizumab).  Pengobatan imunoterapi diberikan  untuk kasus-kasus tertentu. Saat ini, sebagian besar obat-obatan  diberikan melalui formula dihirup atau topikal pada tubuh untuk meminimalkan efek samping dari pemberian sistemik.
Dalam pengobatan anafilaksis memerlukan pelaksanaan segera terapi injeksi khusus, kateter intravena, pemberian oksigen.

A. Pencegahan Primer

Pencegahan primer termasuk  pencegahan alergi pada individu non alergi (tidak mempunyai riwayat alergi). Terlepas dari kenyataan bahwa kecenderungan untuk alergi adalah diturunkan,  peran lingkungan juga sangat penting. Beberapa gen berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan fenotipe alergi.