Sabtu, 13 Oktober 2012

Mengenal Tanda-tanda Awal Kanker Serviks

Mengenal Tanda-tanda  Kanker Serviks

Semakin dini keganasan ini ditemukan, maka hasil pengobatannya pun akan semakin baik. Deteksi dini yang berhasil menemukan kondisi pra kanker, memiliki kemungkinan mengalami kesembuhan sempurna.


Cancer (kanker) merupakan istilah medis yang digunakan untuk mendiskripsikan bentuk keganasan. Hingga saat ini terdata lebih dari 100 jenis kanker yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh. Terkait dengan organ reproduksi, kanker leher rahim (carcinoma cervicis uteri), merupakan tumor ganas yang paling sering dijumpai pada wanita. Penyakit yang juga dikenal sebagai kanker serviks ini paling banyak diderita dari semua tumor ganas yang menyerang alat kelamin wanita. Bahkan, disebut-sebut sebagai pembunuh nomor satu. Tak heran apabila seorang wanita yang memeriksakan dirinya ke dokter ahli kandungan, lalu diberitahu bahwa dirinya terindikasi kanker leher rahim, maka seolah-olah merupakan vonis bagi dirinya. Seakan tidak ada harapan untuk hidup lebih lama di dunia. Padahal, stress atau shock karena menerima kenyataan ini, justru akan menambah buruk kondisi kesehatan penderita, sehingga penyakitnya akan menjadi lebih parah dan sukar  disembuhkan. Apalagi, banyak yang berpendapat bahwa kanker tidak dapat disembuhkan dan percuma untuk diobati. Menurut Prof. dr. H. Suhatno, SpOG(K), pendapat ini tidak sepenuhnya benar, karena dengan pengobatan yang sempurna, banyak penderita kanker serviks bisa bebas dari penyakitnya. Terutama jika sel kenker itu ditemukan dalam stadium yang masih dini.

“Bahkan, pada stadium pra kanker, angka kesembuhannya bisa mencapai 100 persen,” ungkapnya, yakin. Itu sebabnya, alangkah baiknya jika para wanita mengenal lebih jauh mengenai segala sesuatu tentang penyakit ini. Dengan demikian, bukan hanya rasa takut yang senantiasa menghantui, tetapi sikap waspada dan tanggap pada penyebab serta tanda-tanda awal gejala penyakit ini. Betul. Penyebab kanker leher rahim (serviks) sampai sekarang pun belum diketahui secara pasti. Namun, ada teori yang menyebutkan beberapa faktor penyebabnya, mulai dari adanya infeksi virus tertentu (HPVHuman Papilloma Virus), karena bahan-bahan perangsang terjadinya kanker (bahan yang karsinogenik), penyakit kelamin, gizi buruk, masalah kebersihan dan sebagainya.

Namun yang paling penting dalam mengantisipasi timbulnya penyakit ini ialah memahami adanya segolongan wanita yang memiliki risiko lebih tinggi dibanding wanita pada umumnya. Masih seperti kata Konsultan Onkologi Ginekologi di RS Mitra Keluarga Surabaya ini, wanita yang “dianggap” memiliki risiko lebih tinggi itu adalah; mereka yang telah berusia di atas 40 tahun; memiliki banyak anak; menikah di usia muda, atau telah memulai kegiatan seks di usia muda; golongan wanita tuna susila, atau berganti-ganti partner seks; wanita yang suaminya tidak disunat; mengidap penyakit kelamin; adanya infeksi virus type tertentu; atau, mereka yang keadaan sosial ekonominya rendah. Semua kategori di atas hanyalah faktorfaktor yang memudahkan atau memberi peluang pada kemungkinan timbulnya kanker serviks. “Keadaan sosial ekonomi yang rendah, bisa diartikan sebagai kebersihan yang tidak terjaga atau pengaruh gizi buruk, sehingga membuka peluang pada masuknya berbagai penyakit,” ujarnya. Yang pasti, wanita yang termasuk ke dalam golongan ini harus lebih waspada. Rajin memeriksakan diri, misalnya melakukan pap test 6 bulan - 1 tahun sekali, merupakan langkah yang sangat bijaksana. Saat ini, tersedia juga vaksinasi terhadap infeksi HPV yang diharapkan akan mencegah terjadinya kanker serviks. Perkumpulan Onkologi Ginekologi Indonesia merekomendasikan vaksinasi HPV  dilakukan pada umur 10 – 55 tahun. Karena, jauh lebih baik mencegah daripada harus mengobatinya.

Artikel terkait Penyakit :


Tidak ada komentar :