Peningkatan tekanan pada sistole diatas 140 mmHg atau tekanan diastole diatas 90 mmHg
Klasifikasi :
- Idiopatik
- Genetika
- Lingkungan
- Hiperaktivitas susunan saraf simpatik
- System rennin angiotensin
- Efek dari eksresi Natrium (Na)
- Obesitas
- Merokok
- Stress
- Hipertensi Sekunder
- Penyakit ginjal
- Penggunaan kontrasepsi hormonal
- Manifestasi klinis :
- Meningkatnya tekanan sistole di atas 140 mmHg atau tekanan diastole di atas 90 mmHg
- Sakit kepala bagian belakang
- Epistaksis/mimisen
- Rasa berat ditengkuk
- Sukar tidur
- Mata berkunang-kunang
- Lemah dan lelah
Pemeriksaan penunjang
- Hemoglobin/Hematokrit: mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
- Blood Urea Nitrogen (BUN)/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
- Glukosa : Hiperglikemi (Diabetus Millitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
- Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada Diabetus Millitus.
- EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
- Foto thorak : Pembesaran jantung
- Penatalaksanaan
- Farmakologis
- Golongan diuretic
- Golongan beta bloker
- Golongan antagonis kalsium
- Golongan penghambat konversi rennin angitensin
- Non Farmakologis
- Diet garam
- Penurunan Berat Badan
- Aktivitas disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
- Komplikasi
- - mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan
- - gagal jantung,
- - gagal ginjal
- - pecahnya pembuluh darah otak/stroke.
- Pengkajian ( head to Toe)
- Pola sehari-hari
- Aktivitas/ Istirahat.
- Integritas Ego.
- Eliminasi
- Makanan/cairan
- Nyeri/ ketidaknyaman,
- Keamanan
- Pemeriksaan fisik
- Neurosensori
- Pernafasan,
- Sirkulasi,
- Diagnosa keperawatan
- Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
- Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi in adekuat, keyakinan budaya, pola hidup monoton.
- Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistik.
- Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangan sumber informasi yang didapat oleh pasien mengenai penyakit.