Kamis, 26 Juni 2025

Sabun Aloe Vera - Sahabat Terbaik Kulit Anda

Manfaat Sabun Aloe Vera 

Banyak orang menggunakan banyak produk perawatan kulit setiap hari, akan tetapi, untuk mendapatkan satu produk yang menawarkan banyak manfaat dan tetap lembut di kulit bukanlah hal yang mudah. ​​Manfaat aloe vera yang luar biasa untuk wajah dan kulit memberi Anda cara alami untuk mengatasi masalah kulit mulai dari kulit kering hingga iritasi. Manfaat sabun aloe vera untuk kulit jauh lebih besar dari sekadar pembersihan biasa. 

Artikel terperinci ini membahas khasiat produk perawatan kulit serbaguna ini yang didukung oleh sains. Anda akan mempelajari bagaimana menambahkannya ke rutinitas harian Anda dapat meningkatkan kesehatan kulit Anda.

Kami akan menunjukkan kepada Anda mengapa beberapa dokter kulit merekomendasikan sabun aloe vera dan ternyata hasilnya terbukti bermanfaat untuk berbagai jenis kulit.

Sabun aloe vera menawarkan banyak manfaat untuk kulit Anda. Sabun ini membersihkan dengan lembut sekaligus memberikan hidrasi yang mendalam, sehingga cocok untuk jenis kulit kering dan sensitif. Khasiat aloe vera yang menenangkan secara alami membantu meredakan iritasi, mengurangi kemerahan pada wajah, dan membantu menyeimbangkan warna kulit. Sabun ini juga memiliki efek antibakteri dan antiradang, sehingga efektif dalam mengatasi jerawat dan kondisi kulit lainnya. Penggunaan sabun aloe vera secara teratur dapat membantu menutrisi kulit, membuatnya lembut, halus, dan segar, sekaligus membantu mengurangi bekas luka, noda, dan kulit terbakar akibat sinar matahari.

Sabun aloe vera merupakan produk perawatan kulit populer yang dikenal karena khasiatnya yang menenangkan dan menutrisi. Sabun ini memberikan berbagai manfaat untuk berbagai jenis kulit, mulai dari menghidrasi hingga menyembuhkan berbagai gangguan pada kulit, sehingga menjadikannya bagian penting dari rutinitas perawatan kulit Anda.

1. Menghidrasi kulit secara mendalam

Sabun aloe vera memberikan kelembaban yang membantu menjaga tingkat hidrasi alami kulit. Sabun ini meresap ke dalam kulit, menjaga kulit tetap lembut, halus, dan terhidrasi dengan baik, sehingga cocok untuk jenis kulit kering.

2. Menenangkan kulit yang mengalami iritasi

Berkat sifat anti-inflamasinya, sabun aloe vera membantu menenangkan kulit yang teriritasi atau meradang. Sabun ini sangat berguna untuk menenangkan kulit yang terbakar matahari, ruam, dan iritasi kulit lainnya, serta memberikan kelegaan segera.

3. Kegunaan sabun aloe vera untuk kulit yang rawan berjerawat

Manfaat sabun aloe vera untuk kulit termasuk membantu mengurangi munculnya jerawat. Sifat antibakterinya melawan bakteri penyebab jerawat, sekaligus membantu menyembuhkan jerawat yang ada dan mencegah terbentuknya jerawat baru.

4. Mencerahkan dan meratakan warna kulit

Penggunaan sabun aloe vera secara teratur dapat membantu mmenghilangkan bintik hitam, pigmentasi, dan warna kulit yang tidak merata. Sabun ini menghilangkan kulit mati dengan lembut, sehingga menghasilkan warna kulit yang lebih merata dan cerah alami.

5. Anti penuaan

Sabun aloe vera membantu mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan pada kulit. Antioksidan dalam aloe vera melindungi kulit dari radikal bebas sehingga kulit tampak awet muda dan berseri.

6. Mengandung vitamin E untuk kulit

Menggabungkan aloe vera dengan Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sabun ini untuk melembabkan kulit dan anti penuaan. Vitamin E membantu memperbaiki sel kulit yang rusak dan mencegah penuaan dini dengan menutrisi kulit secara mendalam.

7. Membersihkan dan mendetoksifikasi

Sabun aloe vera efektif untuk membersihkan kulit tanpa menghilangkan kelembabannya. Sabun ini menghilangkan kotoran, minyak berlebih, dan kotoran, sehingga kulit terasa sehat dan segar kembali.

8. Mengurangi bekas jerawat

Khasiat penyembuhan sabun aloe vera bekerja dengan sangat baik pada bekas jerawat. Sabun ini membantu memudarkan noda dan bintik hitam seiring waktu, sehingga kulit tampak lebih bersih dan lebih merata.

9. Manfaat sabun lidah buaya dan nimba

Jika dipadukan dengan nimba, sabun lidah buaya menjadi perawatan kulit yang ampuh untuk mengatasi berbagai gangguan pada kulit seperti eksim atau psoriasis. Khasiat antibakteri dan antijamur dari nimba bekerja secara sinergis dengan lidah buaya untuk menjaga kulit tetap sehat dan bersih.

10. Manfaat sabun lidah buaya dan mentimun

Manfaat sabun lidah buaya dan mentimun sangat ideal untuk menyegarkan dan meremajakan kulit. Khasiat mendinginkan mentimun dapat mengurangi pembengkakan pada kulit, sementara lidah buaya menghidrasi dan menenangkan kulit secara mendalam, sehingga sangat cocok untuk kulit yang lelah dan kusam.

Rabu, 25 Juni 2025

Apa itu asam Folat?

 Asam Folat - Kegunaan dan Efek Samping


Asam folat adalah bentuk sintetik dari vitamin Folat atau vitamin B9, yang digunakan untuk mengatasi kekurangan sel-sel darah merah dalam tubuh. Folat atau vitamin B9 dapat ditemukan dalam sayuran berdaun, buah-buahan tertentu, kacang-kacangan, ragi, jamur, hati dan ginjal hewan, jeruk, dan tomat.

Manfaat asam folat antara lain untuk:

  • mengobati atau mencegah anemia karena kekurangan folat
  • membantu pertumbuhan bayi Anda berkembang dengan baik selama kehamilan terutama dalam pertumbuhan otak, tengkorak, dan sumsum tulang belakang.

Saat ini asam folat dapat dibeli di apotek dalam bentuk suplemen. Selain itu asam folat biasanya di kombinasikan dengan vitamin dan mineral sebagai suplemen mutivitamin dan mineral, atau dikombinasikan dengan tablet penambah darah yang mana ditujukan untuk mengatasi anemia karena kekurangan zat besi.

Beberapa manfaat lain dari asam folat

Konsumsi asam folat atau vitamin B9 mungkin efektif untuk

  • Penurunan kemampuan berpikir dan daya ingat yang terlalu cepat pada orang tua. Konsumsi suplemen asam folat dapat membantu mengatasi penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir yang terlalu cepat pada orang tua, tetapi tidak atau kurang efektif untuk orang tua dimana penurunan kemampuan otaknya sesuai dengan usianya atau dengan kata lain penurunan yang normal sesuai usia.
  • Membantu memperbaiki depresi. Penggunaan asam folat bersama dengan obat-obat untuk mengatasi depresi dapat mengurangi keparahan gejala untuk sebagian pasien depresi.
  • Mencegah stroke. Mengkonsumsi suplemen asam folat dapat mengurangi resiko terkena stroke. Oleh karena itulah asam folat seringkali ditambah ke dalam produk makanan tertentu.
  • Gangguan kulit yaitu gangguan kulit yang menyebabkan munculnya bercak putih pada kulit atau vitiligo. Mengkonsumsi suplemen asam folat dapat membantu mencegah dan memperbaiki keadaan tersebut.


Efek samping

Seperti halnya obat-obatan, asam folat juga memilik efek samping. Beberapa efek samping tersebut biasanya adalah mual, selera makan turun dan kembung.

Jumat, 30 Mei 2025

ICD 10 Kelainan lain pada darah dan organ pembentuk darah (D70-D77)

Bahasa Indonesia

D70-D77 Kelainan lain pada darah dan organ pembentuk darah

D70 Neutropenia

D71 Gangguan fungsional neutrofil polimorfonuklear

D72 Gangguan lain pada sel darah putih

D73 Penyakit limpa

D74 Methemoglobinemia

D75 Penyakit lain dan tidak spesifik pada darah dan organ pembentuk darah

D76 Penyakit lain yang spesifik dengan keterlibatan jaringan limforetikuler dan retikulohistiositik

D77 Gangguan lain pada darah dan organ pembentuk darah pada penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain


English

D70-D77  Other disorders of blood and blood-forming organs

D70  Neutropenia

D71  Functional disorders of polymorphonuclear neutrophils

D72  Other disorders of white blood cells

D73  Diseases of spleen

D74  Methemoglobinemia

D75  Other and unspecified diseases of blood and blood-forming organs

D76  Other specified diseases with participation of lymphoreticular and reticulohistiocytic tissue

D77  Other disorders of blood and blood-forming organs in diseases classified elsewhere

Kamis, 29 Mei 2025

ICD 10 Cacat koagulasi, purpura dan kondisi hemoragik lainnya (D65-D69)

Bahasa Indonesia

Cacat koagulasi, purpura dan kondisi hemoragik lainnya

D65 Koagulasi intravaskular diseminata [sindrom defibrinasi]

D66 Defisiensi faktor VIII herediter

D67 Defisiensi faktor IX herediter

D68 Kelainan koagulasi lainnya

D69 Purpura dan kondisi hemoragik lainnya


English

Coagulation defects, purpura and other hemorrhagic conditions

D65  Disseminated intravascular coagulation [defibrination syndrome]

D66  Hereditary factor VIII deficiency

D67  Hereditary factor IX deficiency

D68  Other coagulation defects

D69  Purpura and other hemorrhagic conditions

Kode ICD 10 Anemia aplastik dan anemia lainnya serta sindrom kegagalan sumsum tulang lainnya (D60-D64)

 Bahasa Indonesia

Anemia aplastik dan anemia lainnya serta sindrom kegagalan sumsum tulang lainnya

D60 Aplasia sel darah merah murni yang didapat [eritroblastopenia]

D61 Anemia aplastik lainnya dan sindrom kegagalan sumsum tulang lainnya

D62 Anemia pasca hemoragik akut

D63 Anemia pada penyakit kronis yang diklasifikasikan di tempat lain

D64 Anemia lainnya


English

Aplastic and other anemias and other bone marrow failure syndromes

D60  Acquired pure red cell aplasia [erythroblastopenia]

D61  Other aplastic anemias and other bone marrow failure syndromes

D62  Acute posthemorrhagic anemia

D63  Anemia in chronic diseases classified elsewhere

D64  Other anemias

Rabu, 28 Mei 2025

Hemolytic anemias (D55-D59)

Bahasa Indonesia

D55 Anemia akibat gangguan enzim

D56 Talasemia

D57 Gangguan sel sabit

D58 Anemia hemolitik herediter lainnya

D59 Anemia hemolitik yang didapat


English

D55  Anemia due to enzyme disorders

D56  Thalassemia

D57  Sickle-cell disorders

D58  Other hereditary hemolytic anemias

D59  Acquired hemolytic anemia

Jumat, 09 Mei 2025

ICD 10 Anemia gizi (D50-D53)

Anemia gizi


Bahasa Indonesia

D50 Anemia defisiensi zat besi

D51 Anemia defisiensi vitamin B12

D52 Anemia defisiensi folat

D53 Anemia gizi lainnya


English

D50  Iron deficiency anemia

D51  Vitamin B12 deficiency anemia

D52  Folate deficiency anemia

D53  Other nutritional anemias

ICD 10 Neoplasma dengan perilaku yang tidak ditentukan (D49-D49)

Neoplasma dengan perilaku yang tidak ditentukan


Bahasa Indonesia

D49 Neoplasma dengan perilaku yang tidak dijelaskan


English

D49  Neoplasms of unspecified behavior

Kamis, 08 Mei 2025

ICD 10 Tumor jinak neuroendokrin (D3A-D3A)

Tumor jinak neuroendokrin


Bahasa Indonesia

D3A Tumor jinak neuroendokrin 


English

D3A  Benign neuroendocrine tumors

ICD 10 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti, polisitemia vera, dan sindrom mielodisplastik (D37-D48)

Neoplasma dengan perilaku tidak pasti, polisitemia vera, dan sindrom mielodisplastik


Bahasa Indonesia

D37 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada rongga mulut dan organ pencernaan

D38 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada telinga tengah dan organ pernapasan dan intratoraks

D39 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada organ genital wanita

D40 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada organ genital pria

D41 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada organ urinari

D42 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada meningen

D43 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada otak dan sistem saraf pusat

D44 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada kelenjar endokrin

D45 Polisitemia vera

D46 Sindrom mielodisplastik

D47 Neoplasma lain dengan perilaku tidak pasti pada jaringan limfoid, hematopoietik, dan jaringan terkait

D48 Neoplasma dengan perilaku tidak pasti pada tempat lain dan tidak ditentukan


English

D37  Neoplasm of uncertain behavior of oral cavity and digestive organs

D38  Neoplasm of uncertain behavior of middle ear and respiratory and intrathoracic organs

D39  Neoplasm of uncertain behavior of female genital organs

D40  Neoplasm of uncertain behavior of male genital organs

D41  Neoplasm of uncertain behavior of urinary organs

D42  Neoplasm of uncertain behavior of meninges

D43  Neoplasm of uncertain behavior of brain and central nervous system

D44  Neoplasm of uncertain behavior of endocrine glands

D45  Polycythemia vera

D46  Myelodysplastic syndromes

D47  Other neoplasms of uncertain behavior of lymphoid, hematopoietic and related tissue

D48  Neoplasm of uncertain behavior of other and unspecified sites

Rabu, 07 Mei 2025

ICD 10 Neoplasma jinak, kecuali tumor neuroendokrin jinak (D10-D36)

Neoplasma jinak, kecuali tumor neuroendokrin jinak


Bahasa Indonesia

D10 Neoplasma jinak pada mulut dan faring

D11 Neoplasma jinak pada kelenjar ludah utama

D12 Neoplasma jinak pada usus besar, rektum, anus, dan saluran anus

D13 Neoplasma jinak pada bagian lain dan bagian yang tidak jelas dari sistem pencernaan

D14 Neoplasma jinak pada telinga tengah dan sistem pernapasan

D15 Neoplasma jinak pada organ intratoraks lain dan yang tidak ditentukan

D16 Neoplasma jinak pada tulang dan tulang rawan artikular

D17 Neoplasma lipomatosa jinak

D18 Hemangioma dan limfangioma, di mana saja

D19 Neoplasma jinak pada jaringan mesotelial

D20 Neoplasma jinak pada jaringan lunak retroperitoneum dan peritoneum

D21 Neoplasma jinak lainnya pada jaringan ikat dan jaringan lunak lainnya

D22 Nevi melanositik

D23 Neoplasma jinak lainnya pada kulit

D24 Neoplasma jinak pada payudara

D25 Leiomioma uterus

D26 Neoplasma jinak lainnya pada uterus

D27 Neoplasma jinak pada ovarium

D28 Neoplasma jinak pada organ genital wanita lain dan tidak ditentukan

D29 Neoplasma jinak pada organ genital pria

D30 Neoplasma jinak pada organ kemih

D31 Neoplasma jinak pada mata dan adneksa

D32 Neoplasma jinak pada meningen

D33 Neoplasma jinak pada otak dan bagian lain dari sistem saraf pusat

D34 Neoplasma jinak pada kelenjar tiroid

D35 Neoplasma jinak pada kelenjar endokrin lain dan tidak ditentukan

D36 Neoplasma jinak pada tempat lain dan tidak ditentukan


English

D10  Benign neoplasm of mouth and pharynx

D11  Benign neoplasm of major salivary glands

D12  Benign neoplasm of colon, rectum, anus and anal canal

D13  Benign neoplasm of other and ill-defined parts of digestive system

D14  Benign neoplasm of middle ear and respiratory system

D15  Benign neoplasm of other and unspecified intrathoracic organs

D16  Benign neoplasm of bone and articular cartilage

D17  Benign lipomatous neoplasm

D18  Hemangioma and lymphangioma, any site

D19  Benign neoplasm of mesothelial tissue

D20  Benign neoplasm of soft tissue of retroperitoneum and peritoneum

D21  Other benign neoplasms of connective and other soft tissue

D22  Melanocytic nevi

D23  Other benign neoplasms of skin

D24  Benign neoplasm of breast

D25  Leiomyoma of uterus

D26  Other benign neoplasms of uterus

D27  Benign neoplasm of ovary

D28  Benign neoplasm of other and unspecified female genital organs

D29  Benign neoplasm of male genital organs

D30  Benign neoplasm of urinary organs

D31  Benign neoplasm of eye and adnexa

D32  Benign neoplasm of meninges

D33  Benign neoplasm of brain and other parts of central nervous system

D34  Benign neoplasm of thyroid gland

D35  Benign neoplasm of other and unspecified endocrine glands

D36  Benign neoplasm of other and unspecified sites


ICD 10 Neoplasma in situ (D00-D09)

Neoplasma in situ


Bahasa Indonesia

D00 Karsinoma in situ rongga mulut, esofagus, dan lambung

D01 Karsinoma in situ organ pencernaan lain dan tidak ditentukan

D02 Karsinoma in situ telinga tengah dan sistem pernapasan

D03 Melanoma in situ

D04 Karsinoma in situ kulit

D05 Karsinoma in situ payudara

D06 Karsinoma in situ serviks uteri

D07 Karsinoma in situ organ genital lain dan tidak ditentukan

D09 Karsinoma in situ tempat lain dan tidak ditentukan


English

D00  Carcinoma in situ of oral cavity, esophagus and stomach

D01  Carcinoma in situ of other and unspecified digestive organs

D02  Carcinoma in situ of middle ear and respiratory system

D03  Melanoma in situ

D04  Carcinoma in situ of skin

D05  Carcinoma in situ of breast

D06  Carcinoma in situ of cervix uteri

D07  Carcinoma in situ of other and unspecified genital organs

D09  Carcinoma in situ of other and unspecified sites

Selasa, 06 Mei 2025

ICD 10 Neoplasma ganas pada jaringan limfoid, hematopoietik dan jaringan terkait (C81-C96)

Neoplasma ganas pada jaringan limfoid, hematopoietik dan jaringan terkait 


Bahasa Indonesia

C81 Limfoma Hodgkin

C82 Limfoma folikular

C83 Limfoma nonfolikular

C84 Limfoma sel T/NK dewasa

C85 Jenis limfoma non-Hodgkin lain yang ditentukan dan tidak ditentukan

C86 Jenis limfoma sel T/NK lain yang ditentukan

C88 Penyakit imunoproliferatif ganas dan limfoma sel B tertentu lainnya

C90 Mieloma multipel dan neoplasma sel plasma ganas

C91 Leukemia limfoid

C92 Leukemia myeloid

C93 Leukemia monositik

C94 Leukemia lain dari jenis sel yang ditentukan

C95 Leukemia dari jenis sel yang tidak ditentukan

C96 Neoplasma ganas lain dan tidak ditentukan dari jaringan limfoid, hematopoietik, dan jaringan terkait


English

C81  Hodgkin lymphoma

C82  Follicular lymphoma

C83  Non-follicular lymphoma

C84  Mature T/NK-cell lymphomas

C85  Other specified and unspecified types of non-Hodgkin lymphoma

C86  Other specified types of T/NK-cell lymphoma

C88  Malignant immunoproliferative diseases and certain other B-cell lymphomas

C90  Multiple myeloma and malignant plasma cell neoplasms

C91  Lymphoid leukemia

C92  Myeloid leukemia

C93  Monocytic leukemia

C94  Other leukemias of specified cell type

C95  Leukemia of unspecified cell type

C96  Other and unspecified malignant neoplasms of lymphoid, hematopoietic and related tissue


ICD 10 Tumor neuroendokrin ganas dan Tumor neuroendokrin sekunder (C7A-C7B)

Tumor ganas neuroendokrin 

Bahasa Indonesia

C7A Tumor ganas neuroendokrin

C7B Tumor neuroendokrin sekunder 


 English

C7A-C7A  Malignant neuroendocrine tumors

C7B  Secondary neuroendocrine tumors 


Senin, 05 Mei 2025

ICD 10 Neoplasma ganas dengan lokasi sekunder dan tak terdefinisi yang tidak jelas dan tidak ditentukan (C76-C80)

Neoplasma ganas dengan lokasi sekunder dan tak terdefinisi yang tidak jelas dan tidak ditentukan


Bahasa Indonesia

C76 Neoplasma ganas pada lokasi lain dan tidak jelas

C77 Neoplasma ganas sekunder dan tidak jelas pada kelenjar getah bening

C78 Neoplasma ganas sekunder pada organ pernapasan dan pencernaan

C79 Neoplasma ganas sekunder pada lokasi lain dan tidak jelas

C80 Neoplasma ganas tanpa penjelasan lokasi


 English

C76  Malignant neoplasm of other and ill-defined sites

C77  Secondary and unspecified malignant neoplasm of lymph nodes

C78  Secondary malignant neoplasm of respiratory and digestive organs

C79  Secondary malignant neoplasm of other and unspecified sites

C80  Malignant neoplasm without specification of site

ICD 10 Neoplasma ganas pada kelenjar tiroid dan kelenjar endokrin lainnya (C73-C75)

Neoplasma ganas pada kelenjar tiroid dan kelenjar endokrin lainnya


Bahasa Indonesia

C73 Neoplasma ganas kelenjar tiroid

C74 Neoplasma ganas kelenjar adrenal

C75 Neoplasma ganas kelenjar endokrin lain dan struktur terkait


English

C73  Malignant neoplasm of thyroid gland

C74  Malignant neoplasm of adrenal gland

C75  Malignant neoplasm of other endocrine glands and related structures

Minggu, 04 Mei 2025

ICD 10 Neoplasma ganas pada mata, otak, dan bagian lain dari sistem saraf pusat (C69-C72)

Neoplasma ganas pada mata, otak, dan bagian lain dari sistem saraf pusat

Bahasa Indonesia

C69 Neoplasma ganas pada mata dan adneksa

C70 Neoplasma ganas pada meningen

C71 Neoplasma ganas pada otak

C72 Neoplasma ganas pada sumsum tulang belakang, saraf kranial, dan bagian lain dari sistem saraf pusat


 English

C69-C72  Malignant neoplasms of eye, brain and other parts of central nervous system

C69  Malignant neoplasm of eye and adnexa

C70  Malignant neoplasm of meninges

C71  Malignant neoplasm of brain

C72  Malignant neoplasm of spinal cord, cranial nerves and other parts of central nervous system

ICD 10 Neoplasma ganas saluran kemih (C64-C68)

Bahasa Indonesia

Neoplasma ganas saluran kemih

C64 Neoplasma ganas ginjal, kecuali pelvis renalis

C65 Neoplasma ganas pelvis renalis

C66 Neoplasma ganas ureter

C67 Neoplasma ganas kandung kemih

C68 Neoplasma ganas organ kemih lain dan yang tidak disebutkan


English

Malignant neoplasms of urinary tract

C64  Malignant neoplasm of kidney, except renal pelvis

C65  Malignant neoplasm of renal pelvis

C66  Malignant neoplasm of ureter

C67  Malignant neoplasm of bladder

C68  Malignant neoplasm of other and unspecified urinary organs

Sabtu, 03 Mei 2025

C60-C63 Neoplasma ganas pada organ genital pria

Bahasa Indonesia 

Neoplasma ganas pada kulit organ genital pria

Kode

C60 Neoplasma ganas pada penis
C61 Neoplasma ganas pada prostat
C62 Neoplasma ganas pada testis
C63 Neoplasma ganas pada organ genital pria lainnya dan yang tidak disebutkan

English

Neoplasma ganas pada kulit organ genital pria
Kode
C60 Neoplasma ganas pada penis
C61 Neoplasma ganas pada prostat
C62 Neoplasma ganas pada testis
C63 Neoplasma ganas pada organ genital pria lainnya dan yang tidak disebutkan

C51-C58 Neoplasma ganas pada organ genital wanita

Bahasa Indonesia

Neoplasma ganas pada organ genital wanita

C51 Neoplasma ganas pada vulva

C52 Neoplasma ganas pada vagina

C53 Neoplasma ganas pada serviks uteri

C54 Neoplasma ganas pada korpus uteri

C55 Neoplasma ganas pada uterus, bagian yang tidak ditentukan

C56 Neoplasma ganas pada ovarium

C57 Neoplasma ganas pada organ genital wanita lainnya dan yang tidak ditentukan

C58 Neoplasma ganas pada plasenta


English

Malignant neoplasms of female genital organs

C51  Malignant neoplasm of vulva

C52  Malignant neoplasm of vagina

C53  Malignant neoplasm of cervix uteri

C54  Malignant neoplasm of corpus uteri

C55  Malignant neoplasm of uterus, part unspecified

C56  Malignant neoplasm of ovary

C57  Malignant neoplasm of other and unspecified female genital organs

C58  Malignant neoplasm of placenta

Jumat, 02 Mei 2025

C50-C50 Neoplasma ganas payudara

Bahasa Indonesia

Neoplasma ganas payudara

C50 Neoplasma ganas payudara



English

Malignant neoplasms of breast

C50  Malignant neoplasm of breast

C45-C49 Neoplasma ganas mesotelial dan jaringan lunak

Bahasa Indonesia

Neoplasma ganas mesotelial dan jaringan lunak

C45 Mesothelioma

C46 Sarkoma Kaposi

C47 Neoplasma ganas saraf tepi dan sistem saraf otonom

C48 Neoplasma ganas retroperitoneum dan peritoneum

C49 Neoplasma ganas jaringan ikat dan jaringan lunak lainnya


English

Malignant neoplasms of mesothelial and soft tissue

C45  Mesothelioma

C46  Kaposi's sarcoma

C47  Malignant neoplasm of peripheral nerves and autonomic nervous system

C48  Malignant neoplasm of retroperitoneum and peritoneum

C49  Malignant neoplasm of other connective and soft tissue

Kamis, 01 Mei 2025

C43-C44 Melanoma dan neoplasma ganas kulit lainnya

Bahasa Indonesia

Melanoma ganas kulit

C44 Neoplasma ganas kulit lainnya dan tidak dijelaskan

C4A Karsinoma sel MerkelC43-C44  Melanoma and other malignant neoplasms of skin


English

Malignant melanoma of skin

C44  Other and unspecified malignant neoplasm of skin

C4A  Merkel cell carcinoma

C40-C41 Neoplasma ganas tulang dan tulang rawan artikular

Bahasa Indonesia

Neoplasma ganas tulang dan tulang rawan artikular

C40 Neoplasma ganas tulang dan tulang rawan artikular anggota badan

C41 Neoplasma ganas tulang dan tulang rawan artikular di tempat lain dan tidak ditentukan



English

Malignant neoplasms of bone and articular cartilage

C40  Malignant neoplasm of bone and articular cartilage of limbs

C41  Malignant neoplasm of bone and articular cartilage of other and unspecified sites

Rabu, 30 April 2025

C30-C39 Neoplasma ganas pada organ pernapasan dan intratoraks

Bahasa Indonesia

Neoplasma ganas pada organ pernapasan dan intratoraks

C30 Neoplasma ganas rongga hidung dan telinga tengah

C31 Neoplasma ganas sinus aksesori

C32 Neoplasma ganas laring

C33 Neoplasma ganas trakea

C34 Neoplasma ganas bronkus dan paru-paru

C37 Neoplasma ganas timus

C38 Neoplasma ganas jantung, mediastinum, dan pleura

C39 Neoplasma ganas tempat lain yang tidak jelas dalam sistem pernapasan dan organ intratoraks


English

Malignant neoplasms of respiratory and intrathoracic organs 

C30  Malignant neoplasm of nasal cavity and middle ear

C31  Malignant neoplasm of accessory sinuses

C32  Malignant neoplasm of larynx

C33  Malignant neoplasm of trachea

C34  Malignant neoplasm of bronchus and lung

C37  Malignant neoplasm of thymus

C38  Malignant neoplasm of heart, mediastinum and pleura

C39  Malignant neoplasm of other and ill-defined sites in the respiratory system and intrathoracic organs

C15-C26 Neoplasma ganas pada organ pencernaan

Bahasa Indonesia

C15 Neoplasma ganas esofagus

C16 Neoplasma ganas lambung

C17 Neoplasma ganas usus halus

C18 Neoplasma ganas usus besar

C19 Neoplasma ganas sambungan rektosigmoid

C20 Neoplasma ganas rektum

C21 Neoplasma ganas anus dan saluran anus

C22 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik

C23 Neoplasma ganas kantong empedu

C24 Neoplasma ganas bagian lain dan tidak ditentukan dari saluran empedu

C25 Neoplasma ganas pankreas

C26 Neoplasma ganas organ pencernaan lain dan tidak jelas


English

C15  Malignant neoplasm of esophagus

C16  Malignant neoplasm of stomach

C17  Malignant neoplasm of small intestine

C18  Malignant neoplasm of colon

C19  Malignant neoplasm of rectosigmoid junction

C20  Malignant neoplasm of rectum

C21  Malignant neoplasm of anus and anal canal

C22  Malignant neoplasm of liver and intrahepatic bile ducts

C23  Malignant neoplasm of gallbladder

C24  Malignant neoplasm of other and unspecified parts of biliary tract

C25  Malignant neoplasm of pancreas

C26  Malignant neoplasm of other and ill-defined digestive organs

Selasa, 29 April 2025

C00-C14 Neoplasma ganas pada bibir, rongga mulut dan faring

Neoplasma ganas pada bibir, rongga mulut dan faring

Bahasa Indonesia

C00 Neoplasma ganas pada bibir

C01 Neoplasma ganas pada pangkal lidah

C02 Neoplasma ganas pada bagian lidah lainnya dan yang tidak ditentukan

C03 Neoplasma ganas pada gusi

C04 Neoplasma ganas pada dasar mulut

C05 Neoplasma ganas pada langit-langit mulut

C06 Neoplasma ganas pada bagian mulut lainnya dan yang tidak ditentukan

C07 Neoplasma ganas pada kelenjar parotis

C08 Neoplasma ganas pada kelenjar ludah mayor lainnya dan yang tidak ditentukan

C09 Neoplasma ganas pada amandel

C10 Neoplasma ganas pada orofaring

C11 Neoplasma ganas pada nasofaring

C12 Neoplasma ganas pada sinus piriformis

C13 Neoplasma ganas pada hipofaring

C14 Neoplasma ganas pada tempat lain dan yang tidak jelas di bibir, rongga mulut, dan faring


English

C00  Malignant neoplasm of lip

C01  Malignant neoplasm of base of tongue

C02  Malignant neoplasm of other and unspecified parts of tongue

C03  Malignant neoplasm of gum

C04  Malignant neoplasm of floor of mouth

C05  Malignant neoplasm of palate

C06  Malignant neoplasm of other and unspecified parts of mouth

C07  Malignant neoplasm of parotid gland

C08  Malignant neoplasm of other and unspecified major salivary glands

C09  Malignant neoplasm of tonsil

C10  Malignant neoplasm of oropharynx

C11  Malignant neoplasm of nasopharynx

C12  Malignant neoplasm of pyriform sinus

C13  Malignant neoplasm of hypopharynx

C14  Malignant neoplasm of other and ill-defined sites in the lip, oral cavity and pharynx

Minggu, 27 April 2025

Mengenal Penyakit Hipertensi

 Apa itu Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana tekanan dalam pembuluh darah terlalu tinggi (140/90 mmHg atau lebih tinggi). Tekanan darah tinggi seringkli tidak menampakkan gejala apapun sehingga seringkali orang tidak tahu bahwa ia menderita penyakit tekanan darah tinggi. Satu-satunya cara untuk mengetahui adalah dengan cara memeriksakan atau mengukur tekanan darah.

Hal-hal yang merupakan risiko terkena tekanan darah tinggi meliputi:

  • Usia lanjut. Semakin bertambah usia seseorang, smakin bertambah pula resiko menderita hipertensi 
  • Genetika. Seseorang dengan orang tua yang menderita hipertensi, mempuyai kemungkinan yaang lebih besar untuk menderita hipertensi
  • Kelebihan berat badan atau obesitas. 
  • Kurang olahraga atau tidak aktif secara fisik 
  • Konsumsi terlalu tinggi garam
  • Terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol

Perubahan gaya hidup seperti mengonsumsi makanan yang lebih sehat, berhenti merokok, dan lebih aktif dapat membantu menurunkan tekanan darah. Sebagian orang mungkin masih perlu mengonsumsi obat-obatan.

Tekanan darah ditulis dalam dua angka. Angka pertama (sistolik) menunjukkan tekanan dalam pembuluh darah saat jantung berkontraksi atau berdetak. Angka kedua (diastolik) menunjukkan tekanan dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara detak jantung.

Hipertensi didiagnosis jika, saat diukur pada dua hari yang berbeda, tekanan darah sistolik pada kedua hari tersebut adalah ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik pada kedua hari tersebut adalah ≥90 mmHg.

Faktor risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat memicu timbulnya tekanan darah tinggi adalah 

  • Pola makan yang tidak sehat (konsumsi garam berlebihan, pola makan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, asupan buah dan sayur yang rendah), 
  • Kurangnya aktivitas fisik, 
  • Konsumsi tembakau dan alkohol, 
  • Kelebihan berat badan atau obesitas. 

Selain itu, ada faktor lingkungan juga memiliki andail dalam memicu hipertensi dan penyakit terkait, yaitu polusi udara dimana hal ini merupakan faktor yang paling signifikan. 

Faktor risiko yang lain yang tidak dapat diubah meliputi 

  • Memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga, 
  • Usia di atas 65 tahun, dan memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau penyakit ginjal.


Gejala Penyakit

Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa pun. Namun terkadang tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penderita mengalami  sakit kepala, penglihatan kabur, nyeri dada, dan beberapa gejala lainnya. 

Memeriksa tekanan darah adalah cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda memiliki tekanan darah tinggi. Jika hipertensi tidak diobati, hal itu dapat menyebabkan komplikasikesehatan lain seperti penyakit ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

Orang dengan tekanan darah sangat tinggi (biasanya 180/120 atau lebih tinggi) dapat mengalami gejala termasuk:

  • Sakit kepala parah
  • Nyeri dada
  • Pusing
  • Kesulitan bernafas
  • Mual
  • Muntah
  • Penglihatan kabur atau perubahan penglihatan lainnya
  • Kecemasan
  • Kebingungan
  • Berdengung di telinga
  • Mimisan
  • Irama jantung abnormal

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini dan tekanan darah tinggi, segera cari perawatan.

Satu-satunya cara untuk mendeteksi hipertensi adalah dengan meminta tenaga kesehatan mengukur tekanan darah. Mengukur tekanan darah dapat dilakukan dengan cepat dan tanpa rasa sakit. Meskipun seseorang dapat mengukur tekanan darahnya sendiri menggunakan perangkat otomatis, evaluasi oleh tenaga kesehatan penting untuk menilai risiko dan kondisi terkait.

Perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah antara lain adalah

  • Makan makanan sehat dan rendah garam
  • Menurunkan berat badan
  • Aktif secara fisik
  • Berhenti merokok.

Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, dokter Anda mungkin akan merekomendasikan satu atau beberapa obat. Target tekanan darah yang direkomendasikan mungkin bergantung pada kondisi kesehatan lain yang Anda miliki. 

Target tekanan darah Anda adalah kurang dari 130/80 jika Anda memiliki:

  • Penyakit kardiovaskular (penyakit jantung atau stroke)
  • Diabetes (gula darah tinggi)
  • Penyakit ginjal kronis
  • Risiko tinggi terhadap penyakit kardiovaskular.

Perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi dan dapat membantu siapa saja yang menderita hipertensi. Banyak orang yang melakukan perubahan ini tetap perlu minum obat. 

Perubahan gaya hidup ini dapat membantu mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi. 

  • Makan lebih banyak sayur dan buah.
  • Kurangi duduk.
  • Jadilah lebih aktif secara fisik, yang dapat mencakup berjalan, berlari, berenang, menari atau aktivitas yang membangun kekuatan, seperti angkat beban.
  • Turunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Minumlah obat sesuai anjuran dokter Anda.
  • Tetaplah datang menemui dokter Anda.

Jangan:

  • Makan terlalu banyak makanan asin (usahakan untuk tidak mengonsumsinya lebih dari 2 gram per hari)
  • Makan makanan yang mengandung banyak lemak jenuh atau lemak trans
  • merokok atau menggunakan tembakau
  • Minum terlalu banyak alkohol 

Mengurangi risiko hipertensi dengan:

  • Mengurangi dan mengelola stres
  • Memeriksa tekanan darah secara teratur
  • Mengobati tekanan darah tinggi
  • Mengelola kondisi medis lainnya
  • Mengurangi paparan terhadap udara yang tercemar.
  • Komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol
  • Di antara komplikasi lainnya, hipertensi dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung. 


Minggu, 20 April 2025

Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah penyakit yang terjadi karena tubuh Anda tidak dapat menggunakan insulin dengan baik. 

Gambaran Umum

Apa itu diabetes tipe 2?

Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang terjadi saat kadar gula darah Anda terus-menerus tinggi (hiperglikemia).

Diabetes tipe 2 terjadi karena pankreas Anda tidak memproduksi cukup insulin, atau tubuh Anda tidak mampu menggunakan insulin dengan baik, atau keduanya. Ini berbeda dengan diabetes tipe 1, yang terjadi karena serangan autoimun pada pankreas.

Gejala dan Penyebab

Gejala diabetes tipe 2 cenderung berkembang perlahan seiring waktu. Gejalanya dapat meliputi:

Sering haus (polidipsia). 

Sering buang air kecil Poliuria).

Sering lapar dari biasanya (Polifagi). 

Kelelahan. 

Penyembuhan luka atau bisul yang lambat. 

Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki. 

Penglihatan kabur. 

Kulit kering. 

Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. 

Pada wanita mungkin sering mengalami infeksi jamur vagina dan/atau infeksi saluran kemih (ISK).

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, maka sebaiknya anda memeriksakan diri  anda. Tes darah sederhana dapat mendiagnosis diabetes tipe 2.

Apa yang menyebabkan diabetes tipe 2?

Penyebab utama diabetes tipe 2 adalah resistensi insulin.

Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin sebagaimana mestinya. Insulin adalah hormon yang diproduksi pankreas yang penting untuk kehidupan dan mengatur kadar gula darah.

Jika tubuh tidak merespons insulin dengan baik, pankreas harus memproduksi lebih banyak insulin untuk mengatasi peningkatan kadar glukosa darah (hiperinsulinemia). Jika sel-sel menjadi terlalu resistan terhadap insulin dan pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk mengatasinya, hal itu menyebabkan diabetes tipe 2.

Beberapa faktor dapat menyebabkan resistensi insulin, termasuk:

  • Genetika.
  • Kelebihan lemak tubuh, terutama di perut dan di sekitar organ (lemak visceral).
  • Kurangnya aktivitas fisik.
  • Sering mengonsumsi makanan olahan, tinggi karbohidrat, dan lemak jenuh.
  • Obat-obatan tertentu, seperti penggunaan kortikosteroid jangka panjang.
  • Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme dan sindrom Cushing.
  • Stres kronis dan kurang tidur berkualitas.


Apakah diabetes tipe 2 bersifat genetik?

Penyebab diabetes tipe 2 itu rumit, tetapi para peneliti tahu bahwa faktor genetik memegang peranan penting. Risiko Anda untuk terkena diabetes tipe 2 seumur hidup adalah 40% jika Anda memiliki satu orang tua kandung dengan diabetes tipe 2 dan 70% jika kedua orang tua kandung Anda mengidapnya.

Para peneliti telah mengidentifikasi sedikitnya 150 variasi DNA yang terkait dengan risiko terkena diabetes tipe 2 — beberapa meningkatkan risiko Anda dan yang lainnya menurunkannya. Beberapa variasi ini mungkin secara langsung berperan dalam resistensi insulin dan produksi insulin. Yang lainnya dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 dengan meningkatkan kecenderungan Anda untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Variasi genetik ini kemungkinan bekerja sama dengan faktor kesehatan dan gaya hidup untuk memengaruhi risiko Anda terkena diabetes tipe 2 secara keseluruhan.

Apa saja faktor risiko diabetes tipe 2?

  • Anda lebih mungkin terkena diabetes tipe 2 jika Anda:
  • Memiliki riwayat keluarga diabetes tipe 2 (orang tua kandung atau saudara kandung).
  • Berusia lebih dari 45 tahun.
  • Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas (BMI lebih dari 25).
  • Beraktivitas fisik kurang dari tiga kali seminggu.
  • Berkulit hitam, Hispanik, penduduk asli Amerika, Asia Amerika, atau penduduk Kepulauan Pasifik.
  • Mengidap diabetes gestasional saat hamil.
  • Mengidap tekanan darah tinggi dan/atau kolesterol tinggi.
  • Mengidap pradiabetes.
  • Mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Karena gejala Diabetes tipe 2 biasanya muncul perlahan, penting untuk menemui dokter perawatan primer secara teratur jika Anda berisiko mengalami kondisi tersebut. Dengan cara ini, mereka dapat melakukan pemeriksaan, seperti panel metabolik dasar (BMP), untuk memeriksa kadar gula darah Anda. Lebih baik mendeteksi Diabetes tipe 2 lebih awal daripada terlambat.

Kamis, 17 April 2025

Mengenal Apakah itu Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis. Siapa pun dapat terkena penyakit ini meskipun biasanya sering pada masa kanak-kanak atau remaja.

Pada Diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas. Insulin adalah hormon penting yang membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi. Orang yang hidup dengan diabetes tipe 1 harus mengonsumsi insulin melalui suntikan agar dapat bertahan hidup.

Gejala-gejala diabetes tipe 1

  • Rasa haus yang berlebihan (polidipsia)

Rasa haus yang berlebihan ini disebabkan karena sering buang air kecil karena ginjal berusaha menyaring gula dari aliran darah.

  • Nafsu makan meningkat

Tanpa insulin, tubuh tidak dapat mengubah karbohidrat menjadi energi. Dan karena sel-sel Anda tidak memperoleh energi dari makanan, maka sel-sel tubuh akan kelapan dan otak akan mengirimkan sinyal lapar. Nafsu makan yang meningkat paling umum terjadi pada anak-anak dengan diabetes tipe 1 yang tidak terdiagnosis.

  • Sering buang air kecil (poliuria)

Poliuria adalah seringnya buang air kecil dan sering kali dalam jumlah banyak. Ketika gula darah lebih dari 180 mg/dL, maka ginjal akan bekerja keras untuk menyaring membuang gula dari tubuh. Hal ini membutuhkan cairan untuk mengeluarkannya dari sistem peredaran darah, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan sering merasa haus.

  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

Penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya sering kali merupakan tanda bahwa tubuh tidak dapat memperoleh energi yang cukup dari karbohidrat dari makanan yang Anda makan sehingga perlu memecah lemak untuk mendapatkan energi.

  • Napas berat atau sesak

Gula darah tinggi dapat menyebabkan penumpukan keton dalam tubuh, yang menyebabkan terlalu banyak asam dalam darah. Tubuh mencoba mengeluarkan karbon dioksida dan menurunkan kadar  asam dari tubuh dengan meningkatkan pernapasan. Napas berat atau sesak terjadi ketika keton menumpuk hingga ke tingkat yang berbahaya dalam darah dan merupakan tanda bahwa perawatan darurat diperlukan.

  • Bau buah pada napas

Napas berbau buah merupakan tanda penumpukan keton dalam darah.

  • Mengantuk atau lelah

Salah satu gejala diabetes tipe 1 yang paling umum adalah kelelahan. Merasa lelah terus-menerus mungkin merupakan tanda bahwa tubuh mengalami kesulitan mengubah gula dalam aliran darah menjadi energi.

  • Mulut kering dan kulit gatal

Jika tubuh Anda mengalami dehidrasi, bahkan untuk waktu yang singkat, mulut kering dan kulit gatal dapat terjadi.

  • Perubahan penglihatan tiba-tiba

Kelebihan glukosa dalam tubuh dapat menempel di lensa mata, yang terkadang menyebabkan penglihatan kabur.

Jumat, 14 Maret 2025

Kode ICD 10 Penyakit menular lainnya dan tidak spesifik (B99-B99)

 Other infectious diseases / Penyakit menular lainnya dan tidak spesifik


English

B99  Other and unspecified infectious diseases


Bahasa Indonesia

B99 Penyakit menular lainnya dan tidak spesifik

Kode ICD 10 Agen infeksi bakteri dan virus B95-B97

Bacterial and viral infectious agents B95-B97 / Agen infeksi bakteri dan virus B95-B97


English

Codes

B95  Streptococcus, Staphylococcus, and Enterococcus as the cause of diseases classified elsewhere

B96  Other bacterial agents as the cause of diseases classified elsewhere

B97  Viral agents as the cause of diseases classified elsewhere


Bahasa Indonesia

Kode

B95 Streptococcus, Staphylococcus, dan Enterococcus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain

B96 Agen bakteri lain sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain

B97 Agen virus sebagai penyebab penyakit yang diklasifikasikan di tempat lain 

Kode ICD 10 Gejala sisa penyakit menular dan parasit (B90-B94)

 Sequelae of infectious and parasitic diseases B90-B94


English

Codes

B90  Sequelae of tuberculosis

B91  Sequelae of poliomyelitis

B92  Sequelae of leprosy

B94  Sequelae of other and unspecified infectious and parasitic diseases


Bahasa Indonesia

Kode

B90 Gejala sisa tuberkulosis

B91 Gejala sisa polio

B92 Gejala sisa kusta

B94 Gejala sisa penyakit infeksi dan parasit lainnya yang tidak dijelaskan

Kode ICD 10 Pedikulosis, akariasis dan infestasi lainnya (B85-B89)

 Pediculosis, acariasis and other infestations B85-B89


English

Codes

B85  Pediculosis and phthiriasis

B86  Scabies

B87  Myiasis

B88  Other infestations

B89  Unspecified parasitic disease


Bahasa Indonesia

Kode

B85 Pedikulosis dan phthiriasis

B86 Kudis

B87 Miasis

B88 Infestasi lainnya

B89 Penyakit parasit yang tidak dijelaskan

Kode ICD 10 Helminthiases / Cacing gelang (B65-B83)

 Helminthiases B65-B83


English

Codes

B65  Schistosomiasis [bilharziasis]

B66  Other fluke infections

B67  Echinococcosis

B68  Taeniasis

B69  Cysticercosis

B70  Diphyllobothriasis and sparganosis

B71  Other cestode infections

B72  Dracunculiasis

B73  Onchocerciasis

B74  Filariasis

B75  Trichinellosis

B76  Hookworm diseases

B77  Ascariasis

B78  Strongyloidiasis

B79  Trichuriasis

B80  Enterobiasis

B81  Other intestinal helminthiases, not elsewhere classified

B82  Unspecified intestinal parasitism

B83  Other helminthiases


Bahasa Indonesia

Kode

B65 Schistosomiasis [bilharziasis]

B66 Infeksi cacing hati lainnya

B67 Echinococcosis

B68 Taeniasis

B69 Cysticercosis

B70 Diphyllobothriasis dan sparganosis

B71 Infeksi cacing hati lainnya

B72 Dracunculiasis

B73 Onchocerciasis

B74 Filariasis

B75 Trichinellosis

B76 Penyakit cacing tambang

B77 Ascariasis

B78 Strongyloidiasis

B79 Trichuriasis

B80 Enterobiasis

B81 Cacing hati lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain

B82 Parasitisme usus yang tidak ditentukan

B83 Cacing hati lainnya

Penyakit protozoa (B50-B64)

 English

Codes

B50  Plasmodium falciparum malaria

B51  Plasmodium vivax malaria

B52  Plasmodium malariae malaria

B53  Other specified malaria

B54  Unspecified malaria

B55  Leishmaniasis

B56  African trypanosomiasis

B57  Chagas' disease

B58  Toxoplasmosis

B59  Pneumocystosis

B60  Other protozoal diseases, not elsewhere classified

B64  Unspecified protozoal disease


Bahasa Indonesia

Kode

B50 Malaria Plasmodium falciparum

B51 Malaria Plasmodium vivax

B52 Malaria Plasmodium malariae

B53 Malaria lain yang ditentukan

B54 Malaria yang tidak ditentukan

B55 Leishmaniasis

B56 Trypanosomiasis Afrika

B57 Penyakit Chagas

B58 Toksoplasmosis

B59 Pneumocystosis

B60 Penyakit protozoa lain, tidak diklasifikasikan di tempat lain

B64 Penyakit protozoa yang tidak ditentukan

Kode ICD 10 Mikosis (B35-B49)

 English

Codes

B35  Dermatophytosis

B36  Other superficial mycoses

B37  Candidiasis

B38  Coccidioidomycosis

B39  Histoplasmosis

B40  Blastomycosis

B41  Paracoccidioidomycosis

B42  Sporotrichosis

B43  Chromomycosis and pheomycotic abscess

B44  Aspergillosis

B45  Cryptococcosis

B46  Zygomycosis

B47  Mycetoma

B48  Other mycoses, not elsewhere classified

B49  Unspecified mycosis



Bahasa Indonesia

Kode

B35 Dermatofitosis

B36 Mikosis superfisial lainnya

B37 Kandidiasis

B38 Koksidioidomikosis

B39 Histoplasmosis

B40 Blastomikosis

B41 Parakoksidioidomikosis

B42 Sporotrichosis

B43 Kromomikosis dan abses feomikosis

B44 Aspergilosis

B45 Kriptokokosis

B46 Zygomikosis

B47 Misetoma

B48 Mikosis lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain

B49 Mikosis yang tidak ditentukan

Kode ICD 10 Penyakit virus lainnya (B25-B34)

English

B25  Cytomegaloviral disease

B26  Mumps

B27  Infectious mononucleosis

B30  Viral conjunctivitis

B33  Other viral diseases, not elsewhere classified

B34  Viral infection of unspecified site


Bahasa Indonesia

B25 Penyakit sitomegalovirus

B26 Gondongan

B27 Mononukleosis infeksiosa

B30 Konjungtivitis virus

B33 Penyakit virus lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain

B34 Infeksi virus pada lokasi yang tidak ditentukan